Contact Us

Name

Email *

Message *

Kenapa Hubungan Di Zaman Modern Begitu "Rapuh"? Ternyata Hanya Karena 10 Alasan "Sederhana" Ini Loh! #1 Nancep Banget...

Kenapa Hubungan Di Zaman Modern Begitu "Rapuh"? Ternyata Hanya Karena 10 Alasan "Sederhana" Ini Loh! #1 Nancep Banget...







Bener banget yang dibahas di artikel ini… Pantesan anak muda sekarang ini banyak yang sering gonta ganti pacar -.- Miris!




Kali ini Cerpen akan mencoba untuk membahas beberapa alasan, kenapa di zaman modern ini hubungan kita dengan pasangan cenderung rapuh. Coba kita simak dan pelajari sama-sama yuk!



1. Kita 'belum siap'


Hubungan pacaran itu terjalin antara 2 pribadi yang sebenarnya berbeda sama sekali, baik dari jenis kelamin, karakter, budaya, latar belakang dan banyak hal lainnya. Namun terkadang kita belum siap untuk berkompromi dengan perbedaan yang ada, kita belum siap untuk mengorbankan hidup kita untuk menerima perbedaan itu dan bahkan kita belum siap untuk mencintai tanpa batas.



Bukankah seharusnya cinta itu menutupi segala sesuatu, termasuk perbedaan yang ada?






2. Kita bingung antara cinta dan perasaan lainnya


Kita sering bingung antara perasaan cinta atau hanya sekedar kagum, kesengsem, suka sehingga kita mengambil keputusan yang salah untuk menindaklanjuti perasaan kita.



Cinta itu tidak akan pernah berakhir, inilah yang dinamakan cinta sejati, bukan cuma sekedar pernyataan, namun jika kehidupan pacaranmu masih sering gonta-ganti pasangan, bisa dipastikan kamu masih belum sampai tahap "cinta" – tapi masih dalam zona kagum atau kesengsem atau hanya sekedar suka.







3. Kita terjebak dengan kebiasaan


Seiring berjalannya waktu, perlahan gairah kita akan pasangan pun memudar, kita tidak lagi fokus dengan hubungan pacaran yang ada, karena kita terlalu sibuk mengejar hal-hal yang hanya memberikan keuntungan bagi dirimu. Misalnya jika kamu adalah seorang yang workaholic (suka bekerja) maka perlahan kamu akan kembali lagi ke cara hidupmu yang lama, yaitu bekerja, bekerja dan bekerja, bahkan engkau mulai lupa meluangkan waktu khusus bagi pasanganmu.



Bukankah cinta itu seharusnya "tidak mencari keuntungan" bagi diri sendiri?



4. Kita menunggu hasil yang instan


Saat kita jatuh cinta, kita berharap bisa langsung jadian dengan si doi, dan setelah jadian, langkah selanjutnya adalah kita harus belajar untuk saling menghargai satu sama lain. Tapi saling menghargai baru akan terwujud seiring dengan berjalannya waktu, saat kamu sudah menghabiskan waktu bersama selama bertahun-tahun dengan pasanganmu. Namun ada begitu banyak pasangan yang 'tidak sabar', mereka mengharapkan hasil akhir itu terwujud dengan segera, tanpa harus menghabiskan waktu tertentu. Dan saat itu tidak terjadi, mereka akan dengan mudahnya berkata kita putus karena kita tidak cocok. 



Bukankah cinta itu harusnya membuat kita belajar bersabar?







5. Kita terbiasa menghabiskan tenaga kita


Kita terlalu sering menghabiskan tenaga kita untuk menceramahi pasangan agar mereka berubah bagi dirimu. Kita menuntut pasangan untuk menjadi pribadi yang sempurna. Padahal seharusnya, jika kita yang mau berinisiatif  memaksakan diri untuk menerima kekurangan mereka atau kita yang terlebih dahulu berubah bagi mereka, mungkin masalah tidak akan jadi serunyam itu. Itulah sebabnya kamu sering bergonta-ganti pasangan karena gak pernah menemukan pribadi sesuai dengan yang kamu harapkan.



Bukankah seharusnya cinta itu tidak pernah menyimpan kesalahan pasangan kita? Belajarlah menerima pasanganmu dengan segala kekurangannya.






6. Kita terlalu bergantung pada teknologi


Teknologi dapat membuat kita merasa dekat, sangking dekatnya terkadang malah buat kita susah bernafas. SMS, line, WA, pesan suara dan bahkan video call telah menggantikan komunikasi langsung secara tatap muka. Dengan adanya teknologi, kita gak perlu lagi menghabiskan waktu bersama karena kita sudah mengenal satu sama lainnya dengan baik dan sudah tidak ada lagi topik yang dapat dibicarakan.



Mulailah bangun hubungan yang sehat dengan pasanganmu, bagaimanapun komunikasi secara tatap muka langsung lebih baik daripada sekedar lewat chat atau telepon. – Saran ini dikecualikan bagi mereka yang berhubungan dalam jarak jauh ya^^ –



7. Kita tidak bersedia untuk tinggal bersama dalam jangka waktu yang cukup lama


Kita terlalu takut untuk membuat 'komitmen' untuk hidup selamanya dengan pasangan kita, kita tidak bersedia untuk hidup permanen dengan satu orang yang sama. Jika membayangkan 50 tahun lebih ke depannya harus tinggal bersama orang yang sama, itu langsung membuat kita mulai mundur perlahan.



8. Kita mengharapkan hubungan seks


Generasi saat ini, di kehidupan anak muda, rata-rata mereka memandang bahwa seks dan cinta itu adalah dua hal yang berbeda. Mereka akan melakukan hubungan seks terlebih dahulu, kemudian baru memutuskan apakah saya mau hidup bersama orang ini (pacaran) atau tidak. Belakangan ini, hubungan seks di luar nikah adalah hal yang biasa, telah dianggap sebagai 'open relationship', 'teman yang menguntungkan' dan 'one-night stands' telah menjadi bagian dari kehidupan modern.



Seharusnya, jika kamu mengaku kamu mencintai orang itu, kamu tidak akan melakukan hal yang tidak sopan. Seharusnya kamu menjaga dia sampai kalian resmi menikah nantinya.



Yang perlu direnungkan lagi, cobalah bedakan antara nafsu dan cinta yang ada dalam dirimu, jagalah pasanganmu tetap suci sampai kalian resmi menjadi suami istri nantinya.



9. Kita terlalu sering bergantung pada logika


Jarang sekali mereka yang masih muda bisa mencintai dengan segenap hati sampai tahap bisa menyelesaikan semua masalah yang sulit bersama-sama. Hal ini disebabkan karena mereka lebih mengandalkan logika mereka dalam melihat suatu masalah. Apa yang dilihat di depan mata, itulah yang akan menjadi kenyataan, padahal belum tentu semuanya itu jadi kenyataan. Misalnya, tiba-tiba pasanganmu harus bangkrut, dengan logika kita akan berpikir, dia bangkrut apa jadinya masa depan aku? Bagaimana dengan kelangsungan hidup aku nantinya? Mendingan pisah dari sekarang daripada ntar kalo uda terikat pernikahan. Padahal mungkin saja jika kalian tetap bersama menghadapi bencana itu, tidak menutup kemungkinan ia akan bangkit dan berjaya kembali karena ada engkau di sampingnya yang menyemangatinya.



10. Kita khawatir akan terlalu banyak hal


Atau jika sudah terlalu sering disakiti, maka kamu akan menjadi terlalu takut untuk menghadapi hubungan percintaan yang baru, rasa kecewa dan patah hati, itulah penyebab kamu tidak mengizinkan orang lain masuk dalam kehidupanmu. Kamu sudah membangun tembok di sekelilingmu dan terkadang dinding itu terlalu tinggi dan tebal sehingga kamu tidak bisa melangkah keluar dan melihat apa arti hidup yang sesungguhnya.



Semoga artikel ini bermanfaat ya, sahabat Cerpen! Di share yuk!



Sumber: brightside



Tulisan yang ditampilkan dalam artikel ini dilindungi oleh undang- undang Hak Cipta. Dilarang menyalahgunakan/menggunakan/mencetak seluruh isi atau sebagian, dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari pihak Cerpen.co.id





Sumber : http://www.cerpen.co.id/post_141523.html






JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT, 
SILAHKAN BAGIKANKE TEMAN ANDA



No comments:

Post a Comment

Back To Top