Contact Us

Name

Email *

Message *

HEBAT !!! Orang Ini Melakukan Operasi Tanpa Bius Dan Jahitan, Sebarkan.

HEBAT !!! Orang Ini Melakukan Operasi Tanpa Bius Dan Jahitan, Sebarkan.


Dalam dunia kedokteran, bila seseorang dioperasi, maka pasien harus dibius. Kemudian setelah dioperasi, bekas operasi harus dijahit. Tapi operasi model Guru, panggilan akrab Andi Aco Puang Bulan ini, tidak perlu dibius. Pasien dibedah tanpa jahitan. Hasilnya, tak ada bekas jahitan sedikit pun, padahal tadinya dibedah pakai pisau dapur. Biaya operasi, apapun jenis penyakit pasien, tak akan pernah lebih dari Rp.700.000,- untuk penyakit yang harus menjalani operasi. Luar biasa ! Praktek pengobatan alternatif ini, dulunya berlangsung setiap Rabu, di Jl.Swadaya II No.14 Makassar. 

Pasiennya membludak, bukan cuma dari masyarakat kelas bawah, tapi juga banyak pasien datang dengan mobil pribadi. Mereka, selain warga Makassar, juga banyak berasal dari berbagai daerah kabupaten. Bahkan banyak dari luar Sulsel. Belakangan Guru tempat praktek ke kawasan Jl.Tentara Pelajar Makassar. Jadwal praktek pengobatan berlangsung setiap hari Minggu antara jam 8.00 sampai jam 13.00 wita. Bagi yang sulit menemukan alamatnya di kawasan Jl.Tentara Pelajar Makassar dapat menepon ke 081242410766 dan 081354667205.

Penyakit yang bisa disembuhkan Guru, yakni penyakit jantung, darah tinggi dan darah rendah, benjolan, kista, gondok, tumor, kanker, patah tulang, mandul, sulit keturunan, diabetes, ginjal, lever,  mata kabur, rabun ayam, asam urat, kencing batu, gangguan pencernaan, sakit asma, lemah syahwat, gangguan mahluk halus, kena santet, buang susuk, kasus rumah tangga atau pacar, kelancaran rejeki, dan sejumlah penyakit lainnya. Pasien boleh muslim boleh juga non muslim.

Tubuh Andi Aco Dimakan Ikan
Guru, berasal Palanro dan Balangnipa, kab.Sinjai. Sewaktu muda dulu, lelaki sederhana ini merantau ke Malaysia sebagai TKI illegal, melalui jalur Nunukan.
Di Malaysia dia bekerja di hutan, sebagai buruh kebun kelapa sawit, agar tidak mudah tertangkap Polisi Di Raja Malaysia. Setelah beberapa lama bekerja, tiba-tiba dia kena penyakit yang tidak lazim dan mengerikan. Bahkan orang yang melihatnya akan merasa jijik, bau busuk. Dia kena penyakit Puru di sekujur tubuhnya. Tak ada siapapun yang sudi memeberi tumpangan di rumah warga. Ada empat wanita dalam satu rumah, juga tak mau menolongnya. 

Akhirnya dia pasrah dan memilih berbaring di tepi sungai tak jauh dari rumah milik keempat perempuan tadi, seraya berkata kepada mereka ; Biar mi saya tidur disini saja, sudah enak mi kurasa. Ikan-ikan juga datang memakan luka-luka di badanku. Andi Aco  membiarkan sebagian dari badannya dilalap ikan.

Dalam keadaan tidak berdaya, tiba-tiba ada tiga sosok mansia yang entah dari mana, berdiri di depannya. Satu diantaranya berjenggot. Mereka kemudian memberi sehelai kain berwarna merah, juga sebuah kayu berbentuk bulat panjang. Kayu itu mirip alu, atau alat penumbuk padi. Cuma ukurannya hanya sebesar ibu jari orang dewasa, berwarna coklat.
Ketiga orang itu minta agar kedua benda tersebut dipergunakan menolong orang yang menderita penyakit dalam dengan cara operasi.

Kepada Wartawan MITOS, Guru mengungkapkan, ketiga orang itu adalah mahluk gaib. Bangsa jin. Awalnya dia tidak mudah percaya begitu saja. Apa yang bisa saya perbuat dalam menolong orang sakit, apalagi mengoperasi orang. Sedang saya sendiri dalam keadaan sakit, pikir Andi Aco saat itu. Namun suatu hari, ada ayam sakit. Dioperasilah ayam itu. Ternyata sembuh.

Suatu hari, kisah Guru, isteri Andi Aco mau melahirkan. Tapi tak mungkin isterinya dibawa ke rumah sakit di kota. Takut tertangkap. Maka dia putuskan menangani isterinya sendiri melahirkan di dalam hutan. Dan Alhamdulillah, anaknya selamat dan sekarang sudah besar. Guru menunjuk seorang pemuda yang ikut juga sang ayah dalam praktek pengobatan. Putranya itu lahir di hutan Malaysia tahun 1987.

Cara Pengobatan
Dalam menjalankan praktek pengobatan pada pasien, Guru memiliki metode tersendiri. Kedua benda yang Guru dapat dari ketiga orang gaib tersebut, sangat berperan penting dalam menjalankan praktek pengobatan. Keduanya punya peran sangat istimewa.

Tongkat kayu yang dulunya hanya sebesar ibu jari, sekarang sudah berubah menjadi panjang dan membesar, akibat mengisap penyakit para pasien. Fungsinya, mendeteksi penyakit pada saat ujungnya ditempelkan pada tubuh pasien. Apabila ujung tongkat ditempelkan ke tubuh pasien lalu memberi tanda bergetar kecil, berarti penyakit pasien kecil, atau tidak parah. Bila bergetar keras maka dipastikan penyakitnya juga parah. Bila saat ditempelkan ke tubuh pasien tongkat kayu itu melompat-lompat, artinya penyakit pasien sudah tidak dapat tertolong, urai Guru. Sedang kain berwarna merah, fungsinya bereperan penting saat operasi berlangsung. Misalnya pada operasi katarak, biji mata dikeluarkan dari kelopaknya, otomatis putuslah ratusan urat syaraf. Kemudian dipasang kembali pada tempatnya semula lalu ditutup dengan kain merah. Saat itulah gaib yang bekerja menyambung kembali urat-urat syaraf yang terputus tadi. Dan setelah terhubung semua urat syaraf, tongkat kayu yang diletakkan di atas bola mata akan melompat memberi tanda, bahwa urat-urat syaraf sudah tersambung kembali. Begitu juga pada operasi penyakit lainnya.

Soal Al Qur’an, dipergunakan sebagai alat anesthesia atau pembius. Untuk menghilangkan rasa sakit pada waktu menjalani proses bedah. Satu ditaruh di perut dan yang satunya lagi ditaruh di wajah pasien. Ini berlaku juga pada pasien non Islam. Buktinya, dengan bius pakai Al-Qur’an, pasien tak ada yang merasakan sakit saat operasi.
Sebenarnya, saat operasi dilakukan, yang mengerjakan secara langsung bukanlah Guru. Tubuh Guru hanya menjadi media bagi mahluk gaib itu untuk dapat melakukan operasi ataupun pengobatan secara langsung. Bukan saya yang mengerjakan semua itu, tapi ada barang gaib yang mengerjakannya, kata Guru .

Apabila Guru sedang mengobati atau mengoperasi pasien, wajahnya terlihat lebih berwibawa, tenang, dan dari wajahnya terpancar aura gaib. Dalam tubuh Guru, di antara kulit dan dagingnya, tertanam banyak mustika, dan biasanya akan muncul pada setiap malam Jumat .
Mustika tersebut akan keluar dari tubuh Guru bila penyakit seorang pasien tidak kunjung sembuh walaupun telah beberapa kali diobati. Namun bila pasien yakin akan sembuh maka saat itulah mustika keluar. Maka, pesan Guru, sebaiknya jika datang berobat kepadanya, harus yakin. Kalau tidak yakin akan percuma, karena pasti penyakitnya akan kambuh lagi.

Air Berwarna
Obat yang diberikan pada pasien berbeda-beda. Tergantung jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Ada empat jenis warna dari obat yang biasa diberikan ke pasien, ada hitam berwarna hitam, putih, merah dan kuning. Air itu dibuat tanpa campur tangan Guru. Semuanya dibuat dan diramu sendiri oleh gaib. Bahannya pun saya tidak tahu sama sekali, Hanya jerigen yang disediakan untuk tempatnya, lalu terisi sendiri, kata Guru.
Dalam setiap tahun ada ritual pemotongan hewan yang ditujukan untuk orang gaib, berupa seekor kambing, juga terkadang Guru menyembelih sebanyak 200 ekor ayam, bila gaib memintanya.

Biaya
Biaya pengobatan dan operasi sangat terjangkau. Untuk biaya pengobatan atau operasi, antara Rp 500.000 sampai Rp 1.500.000, pendaftaran Rp 35.000.
Uang tersebut biasanya disedekahkan kepada fakir miskin. Yang diambil Guru hanya sebatas keperluan sehari-hari dan biaya operasional. Setiap Rabu bisa terkumpul Rp.10 jutaan, dan sebagian disedekahkan. Pasien yang telah sembuh akan dimandi, Sarung mandi mereka dikumpul dan dibagikan pada orang tak mampu di kampung.

Selain membuka praktek pengobatan di kota Makassar, Andi Aco Puang Bulan juga melayani pengobatan di rumah pribadinya di Polman, Sulawesi Barat, tepatnya di dusun Laliko, kec.Campalagian, pada setiap malam Jumat. Sebelumnya, pernah buka praktek di Pare-pare. Tapi pihak rumah sakit disana protes, sebab kurang pasien ke rumah sakit setiap Guru praktek. Tapi kadang pula saya di panggil oleh pihak rumah sakit untuk membantu kalau ada kasus operasi yang sulit, kata Guru. Selama praktek di kota Makassar, yang datang bukan hanya kalangan masyarakat umum. Banyak pejabat dan tokoh masyarakat yang datang berobat, seperti Prof. Anwar Arifin , H. Taming, paman Jusuf Kalla, Muchtar Wahid, dan beberapa yang lain.


Pengobatan alternatif yang dilakukan oleh Andi Aco Puang Bulan sudah berjalan selama lebih 20 tahun. Guru memiliki Surat Izin Praktek Pengobatan Alternatif dari Depkes RI, Jakarta (zardi/darna)



JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT, 
SILAHKAN BAGIKANKE TEMAN ANDA



No comments:

Post a Comment

Back To Top