Contact Us

Name

Email *

Message *

Takut "Mati Gak Ada yang Tau", Kakek Ini Bayar Seorang Pemuda Untuk Menelponnya Sehari 3 Kali. Siapa Sangka Setengah Tahun Kemudian Ia Mendapatkan "Ha...

Takut "Mati Gak Ada yang Tau", Kakek Ini Bayar Seorang Pemuda Untuk Menelponnya Sehari 3 Kali. Siapa Sangka Setengah Tahun Kemudian Ia Mendapatkan "Ha...







Memang orang baik ada aja rejekinya




Jika tetanggamu minta untuk ditelpon sebanyak tiga kali sehari, apa yang akan kamu lakukan?







Hal ini terjadi pada Linto, seorang anak muda yang hidup sebatang kara mengadu nasip di kota setelah lulus kuliah. Suatu malam, sepulangnya dari kantor, Linto mendengar suara jeritan dari luar rumah. Linto pun segera keluar dan menemukan seorang kakek jatuh tergeletak. 



Kakek itu merintih sambil berkata,"Anak muda, bisa kamu bantu saya berdiri? Saya bukan orang jahat, kamu tenang saja." Linto yang memang tak berpikir buruk tentang sang kakek pun segera memapahnya. Ketika sudah bisa berdiri dengan stabil, kakek itu lanjut berkata,"Terima kasih banyak yah Nak, di tengah keadaan masyarakat yang tidak aman ini kamu masih mau mengulurkan tangan terhadap orang yang tidak kamu kenal." "Bisa kamu bantu saya masuk ke dalam rumah?"Sang Kakek lanjut bertanya sambil menunjuk rumah disamping rumah tempat Linto ngekos yang kemudian diiyakan oleh Linto. 







Seusai mengantar kakek itu sampai ke depan rumah, Linto pun pamit hendak pulang, akan tetapi sang kakek menahannya dan bertanya,"Anak muda, kamu mau uang tidak?" Linto tertawa sambil berkata,"Siapa sih yang gak mau uang kek?" Tak disangka kakek itu kemudian menawawarkan untuk membayar 400 ribu Rupiah setiap bulan dengan syarat Linto harus menelponnya setiap hari sebanyak tiga kali di waktu pagi, siang dan malam. Linto terbelak kaget dan berkata,"Gak salah kek? Buat apa kakek mengaji saya begitu besar hanya untuk melakukan hal sepele seperti itu?" Kakek itu pun menjawab,"Iya gak salah kok. Sejujurnya, sekarang saya sudah tidak punya siapapun. Istri saya telah lama meninggal, anak saya tinggal di luar negeri, sedangkan teman baik saya tiga hari lalu telah minggal. Tragisnya, tidak ada orang yang tahu ia telah meninggal sampai ketika hari ini saya pergi ke rumahnya dan menemukan mayatnya… Saya tidak mau hal itu terjadi pada saya. Jika saya tidak mengangkat teleponmu itu berarti saya sudah meninggal. Tolong telepon anak saya untuk mengurus penguburan saya."



Linto yang baik hati kemudian menyanggupi permintaan kakek itu, akan tetapi ia menolak untuk dibayar. Sejak saat itu, Linto setiap hari selalu menelpon sang kakek sebanyak tiga kali tanpa pernah absen sekalipun. Sepulangnya dari kerja, Linto bahkan meluangkan waktu untuk pergi ke rumah sang kakek dan mengajaknya jalan-jalan santai di sekitar rumah. Selain itu Linto pun tak jarang berkunjung untuk masak dan makan bersama sang kakek pada waktu akhir pekan. Demikianlah hubungan Linto dan sang kakek kian lama kian erat bagaikan ayah dan anak. Sayangnya, enam bulan kemudian kakek ini akhirnya meninggal.







Dalam keadadan duka, Linto teringat akan pesan sang kakek. Segera setelah Linto menghubungi anak kakek itu, sang anak pun segera datang. Proses penguburan berlansung sangat cepat, saking cepatnya, sang anak bahkan belum sempat meneteskan air mata berkabung ketika sebuah papan "DIJUAL" telah tergantung di depan pintu rumah kakek. Namun demikian, hal tersebut dihentikan oleh pengacara sang kakek.



Pengacara kakek itu menyatakan bahwa sang kakek telah memutuskan untuk mewariskan rumah tersebut untuk Linto. Anak kakek itu terbelak kaget dan menuduh Linto telah melakukan penipuan. Meskipun pengacara kakek telah menyatakan bahwa hal tersebut telah tertulis jelas di dalam surat warisan yang ditinggalkan, akan tetapi anak kakek itu tetap minta untuk membawa perkara tersebut ke pengadilan. 







Semua bukti pemeriksaan memihak pada Linto, baik itu kesaksian para tetangga maupun rekaman CCTV di lingkungan perumahan yang menampikan betapa Linto merawat kakek dengan tulus dan betapa harmonisnya hubungan mereka. Akhirnya, pengadilan memutuskan bahwa rumah tersebut sah sebagai hak milik Linto!



Linto melakukan semuanya dengan tulus ikhlas dan senang hati. Ia tak pernah menyangka akan mendapat imbalan apapun, terlebih lagi imbalan berupa sebuah rumah!



Nah Sobat Cerpen, sering-seringlah membantu orang yang membutuhkan tanpa pamrih karena balasan yang lebih besar telah Tuhan siapkan bagi orang-orang yang tulus ikhlas!




Sumber : http://www.cerpen.co.id/post_141264.html






JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT, 
SILAHKAN BAGIKANKE TEMAN ANDA



No comments:

Post a Comment

Back To Top