Contact Us

Name

Email *

Message *

Makanya Jangan Salah Kaprah Dulu! Punya Tetangga Baru yang "Miskin" Membuat Wanita Ini Langsung Illfeel, Tapi Ketika Mati Lampu, "Hal Mengharukan" Ini...

Makanya Jangan Salah Kaprah Dulu! Punya Tetangga Baru yang "Miskin" Membuat Wanita Ini Langsung Illfeel, Tapi Ketika Mati Lampu, "Hal Mengharukan" Ini...







Wah beneran gak boleh asal nge-judge deh, yuk dibaca semuanya supaya makin bijak!




Cerita pertama: Wanita yang baru pindah rumah


Wanita ini sebut saja namanya Ani barusan saja pindah ke sebuah komplek perumahan yang baru. Disana dia barusan menyadari bahwa tetangganya ternyata adalah keluarga miskin dan benar-benar tidak mempunyai apa-apa di rumahnya. Keluarga tersebut cuman terdiri dari seorang janda dan anaknya yang masih kecil. Ani pun tidak terlalu memperhatikan mereka karena tidak ingin berurusan terlalu jauh dengan mereka.







Pada satu hari, listrik di komplek perumahan tersebut tiba-tiba padam. Ani pun segera menyalakan lilin untuk sementara waktu. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya, Ani pun mengintip dari jendela untuk melihat siapa yang mengetuk pintu rumahnya. Ternyata itu adalah anak tetangga sebelah yang miskin itu. Dalam hati, Ani pun berpikir apakah mungkin anak ini datang untuk meminta lilin? Dia pun lantas mulai berprasangka, jangan-jangan nanti kalau dikasih, anak ini akan datang meminta terus padanya dan jadi bergantung padanya. Tanpa pikir lebih panjang lagi, dia pun membuka pintu dan menanyakan maksud kedatangan anak kecil itu.


Ani : Ada apa?


Anak kecil: Mau tanya kak, kakak ada lilin gak?


Ani : Gak ada, maaf ya.


Dan saat itulah, anak kecil ini mengeluarkan dua batang lilin dari kantongnya dan memberikannya pada Ani.


Anak kecil: Ini kak, dua batang lilin buat kakak. Mama ternyata benar kalau kakak mungkin gak ada lilin di rumah, jadi mama suruh aku datang kesini untuk kasih lilin itu ke kakak supaya kakak gak ketakutan, kan kakak tinggal sendirian disini.


Saat itu juga, Ani langsung meneteskan air mata karena dia tidak menyangka kalau keluarga miskin yang dia anggap lebih rendah darinya itu malah justru memikirkan keadaannya.







Cerita kedua: Kita cuman tiga jam doang kok.


Waktu itu, suamiku tiba-tiba mendapatkan tiket untuk pulang ke rumah mertua kami. Aku pun sangat senang karena suamiku tiba-tiba memberikan kejutan ini untukku. Kami pun akhirnya menuju ke stasiun bus dan naik bus menuju ke rumah mertua kami. Perjalanan yang akan kami tempuh cukup jauh, sekitar 5 jam-an.


Namun pada saat akhirnya kita naik bus, tempat duduk bus yang seharusnya menjadi tempat duduk suamiku diduduki oleh seorang wanita yang kakinya pincang. Pada saat itu, suamiku pun merelakan tempat duduknya karena dia mengira mungkin wanita ini akan turun di stasiun yang selanjutnya dan dia akan duduk disana nantinya. Tapi ternyata sudah 3 jam perjalanan, wanita ini tidak turun juga. Aku pun memberitahu suamiku untuk memberitahu wanita ini supaya membiarkan suamiku duduk karena aku kasihan padanya jika dia kecapekan. Tapi jawaban suamiku membuatku takjub, "Tidak apa-apa, sayang. Aku cuman berasa gak enak seperti ini 3 jam-an doang kok. Wanita itu merasakannya seumur hidup, biarkanlah dia duduk disana, tidak apa-apa." Aku bener-bener bersyukur karena suamiku adalah orang yang bijaksana dan baik hati seperti ini.







Cerita ketiga: Pasutri tua yang kehabisan kamar hotel


Jadi ceritanya pada musim liburan, kebanyakan hotel sudah tidak punya ruangan kamar yang kosong. Lalu, ada pasutri tua yang datang ke hotel ini karena inilah hotel terakhir yang masih belum mereka kunjungi. Pasutri tua ini pun menanyakan pada salah seorang resepsionis yang kita sebut saja namanya Toni. Toni pun memberitahukan bahwa kamar hotel tersebut sudah penuh semua dan tidak ada satu pun yang tersisa. Tapi karena Toni merasa kasihan terhadap pasutri tua ini, dia pun memberikan mereka sebuah kamar yang sangat sederhana supaya mereka bisa beristirahat disana. Pasutri ini sangat berterimakasih karena Toni memberikan mereka sebuah kamar untuk tidur. Keesokan harinya, pasutri tua ini hendak membayar biaya kamar yang mereka tinggali, tapi Toni menolaknya dengan mengatakan bahwa itu adalah kamarnya sendiri dan berharap mereka tidak komplain apapun tentang kamarnya. Pasutri tua ini berterimakasih pada Toni dan mengatakan bahwa dia akan menjadi seorang pengusaha yang sukses nantinya. Toni pun hanya tersenyum mendengar doa pasutri tua ini dan hari-hari yang dijalaninya pun dilalui seperti sedia kalanya setelah itu.






Setahun kemudian, tibalah sebuah surat untuk Toni dan di dalamnya ada sebuah tiket pesawat ke London. Dia pun akhirnya memutuskan untuk berangkat tanpa berpikir panjang. Sesampainya dia di London dan menuju tempat yang dituliskan di surat, dia pun bertemu dengan pasutri tua ini lagi. Alangkah kagetnya dia ketika melihat pasutri tua ini lagi. Dia tampak semakin kaget ketika dia akhirnya menerima sebuah kontrak yang berisikan bahwa dia akan diwariskan hotel yang dia injak sekarang untuk menjadi miliknya seutuhnya.



Kita gak boleh menghakimi seseorang hanya dari apa yang kita lihat, karena mungkin saja apa yang kita lihat bukanlah kenyataan yang sesungguhnya.


Belajarlah untuk menghargai orang lain.


Belajarlah untuk memandang segala sesuatu dari sisi yang berbeda.


Belajarlah untuk mengasihi sesama kita. Tidak perduli suku, ras, agama, atau siapapun dia.


Dengan begini, hidup kita akan menjadi lebih bahagia.


Yuk share ke teman-temanmu, agar temanmu juga bisa jadi lebih bijak dari sekarang!



Sumber: Pixpo


Tulisan yang ditampilkan dalam artikel ini dilindungi oleh undang- undang Hak Cipta. Dilarang menyalahgunakan/menggunakan/mencetak seluruh isi atau sebagian, dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari pihak Cerpen.co.id






Sumber : http://www.cerpen.co.id/post_141601.html






JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT, 
SILAHKAN BAGIKANKE TEMAN ANDA



No comments:

Post a Comment

Back To Top