Sari Rezita adalah seorang anak perempuan kecil yang lahir di bulan Oktober tahun 1993 dulu. Keadaan rumah dan ekonomi keluarganya tidak terlalu baik, tapi ibunya, Suryani, sangat menantikan kelahiran putri keduanya ini.
Walaupun sangat berkecukupan, keadaan ini tidak menghalangi Sari untuk menerima cinta yang penuh dari ibu dan ayahnya.
Beberapa bulan pertama setelah kelahiran, semuanya tampak indah. Suryani dan suaminya sangat mencintai anaknya ini. Tapi seiring dengan waktu, keadaan mulai berubah.
"Kita bingung waktu Sari udah umur 2 tahun tapi apa-apa masih nggak bisa. Jalan nggak bisa, ngomong juga nggak bisa." Suryani dan suaminya bingung, tapi karena biaya rumah sakit sangat mahal, mereka tidak memeriksakan anaknya ke dokter dan menganggap mungkin pertumbuhan Sari yang lambat.
Pihak keluarga tidak curiga, tapi insting seorang ibu selalu tidak pernah salah. Suryani mulai khawatir dengan Sari yang begitu lucu dan menggemaskan tapi pertumbuhannya tidak terlihat normal.
Setelah Sari, ada 3 orang adik yang dilahirkan oleh ibunya. Mereka senang bermain bersama, bernyanyi bersama, layaknya kakak beradik normal, tapi sejak umur 3 tahun, Sari sudah berhenti bertumbuh.
Akhirnya setelah Sari berumur 13 tahun, Suryani dan suaminya baru memiliki uang untuk membawa Sari ke dokter. Waktu itu secara usia Sari sudah menjadi seorang remaja, tapi tubuhnya masih tubuh seorang anak kecil.
"Katanya dokter sih anakku ada masalah pertumbuhan, tapi mereka nggak tahu apa. Mereka cuman bilang anakku nggak bisa jalan, nggak bisa ngomong, tapi jantungnya, paru-paru, sama organ yang lain nggak ada masalah." Kata Suryani.
Suryani bingung karena saudara-saudaranya tidak ada seorang pun yang mengalami masalah seperti ini.
Sampai usia ini, Sari masih tidak bisa hidup sendiri. Dia masih harus dibantu dalam banyak hal. Untung baik semua anggota keluarga bersedia membantu gadis kecil ini sepenuh hati dan sepenuh cinta.
Hari ini, Sari sudah berumur 24 tahun, tapi tidak ada 1 hal pun yang berubah. Sari masih tetap menjadi seorang gadis yang terbungkus dengan tubuh anak kecil. Tinggi badannya hanya 87 sentimeter dengan berat badan 20 kilogram.
Sari tidak bisa bicara dengan normal dan hanya bisa mengeluarkan suara-suara seperti yang dikeluarkan oleh anak bayi. Tapi Suryani selalu bisa mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Sari. Kasih ibu memang beda ya!
Suryani mengatakan dia sudah curiga akan keadaan putrinya, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena terbatas biaya. "Kadang aku tau, waktu dia nunjuk baju, nunjuk susu, nunjuk sepatu, aku tau dia mau. Tapi yah gimana… Uang kami terbatas."
Akhirnya tahun ini, keadaan Sari sampai ke telinga Dokter Suriadi Umar. Dokter Umar kemudian langsung mengundang Suryani, suaminya, dan Sari untuk bertemu dengannya.
Setelah diperiksa, Dokter Umar kemudian mengetahui kalau penyakit ini adalah penyakit yang dikenal dengan Turner Syndrome. Penyakit jenis ini sangat sedikit terjadi di dunia ini dan hanya terjadi pada wanita. Seseorang yang terserang penyakit ini akan memiliki ciri-ciri sama seperti Sari. Tubuhnya kecil, pendek, dan tidak bisa bertumbuh.
Sampai hari ini, penyakit ini tidak dikenal obatnya. Dokter Umar mengatakan, "Kalau penyakit ini diketahui dini, penyakit ini bisa ditekan, tapi kalau sudah sampai setelat ini, kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa."
Dokter ingin mengusahakan dan mencoba sekuat tenaga untuk mengobati Sari, tapi apa daya, keadaan ekonomi keluarga Suryani tidak memungkinkan.
Suryani tidak sanggup berbuat apa-apa, tapi mengatakan, "Yah kami jaga aja pelan-pelan. Siapa tau Sari bisa sembuh. Siapa tau suatu hari nanti dia bisa ngomong, bisa jalan. Kami sayang sama Sari."
Ini cerita Sari yang lebih lengkap!
Keadaan Sari terlihat menyedihkan, tapi setidaknya, keluarganya sangat mencintai Sari terlepas dari keadaannya. Semoga Sari punya kesempatan menjalani pengobatan dan bisa sembuh ya!
Sumber: Barcroft
Sumber : http://www.cerpen.co.id/post_141206.html
JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT,
No comments:
Post a Comment