Contact Us

Name

Email *

Message *

Guru Telpon Beritahu "Putriku Memukul Orang", Saat Aku Hadir, Aku Langsung Membalas Guru Sekolah dengan "Kalimat" Ini Sampai Mereka Terbungkam!

Guru Telpon Beritahu "Putriku Memukul Orang", Saat Aku Hadir, Aku Langsung Membalas Guru Sekolah dengan "Kalimat" Ini Sampai Mereka Terbungkam!



Ini baru mama yang Bijak! Harus dicontoh ya…




Tidak ada orangtua yang gak gelisah kalau menerima telepon dari sekolah. Kalau anak kita ada masalah disekolah, pasti kita akan berpikir apakah anak kita yang bermasalah, atau pelajarannya memiliki masalah. Namun, cerita di bawah ini akan bikin mata kita terbuka lebar. Kita akan tahu, jika ada masalah dengan anak kita, kita harus terlebih dahulu mendengarkan dibandingkan langsung melontarkan "hakiman" kepada anak kita :







Aku seorang suster ICU di sebuah rumah sakit. Saat aku bertugas, aku jarang sekali memegang ponsel aku karena aku harus segap dalam menghadapi segala situasi pasienku. Satu hari, aku dapat telepon dari sekolah melalui telepon rumah sakit



Telp : "Halo saya guru dari XXX, putrimu mengalami masalah di sekolah, kami perlu anda datang ke sekolah sekarang juga"


Aku : "Dia sakit atau terlua? Aku masih ada 2 jam di sini, bisa tunggu 2 jam lagi?"



Telp : "Putrimu menyerang seseorang! 45 menit yang lalu kami mencoba telepon ponselmu, masalahnya cukup parah."



Karena itu aku langsung bergegas ke sekolah. Sampai di dalam kelas, aku melihat putriku dengan wajah kusamnya bersama dengan wali-kelasnya, seorang guru pria dan kepala sekolah, dan seorang murid laki – laki dengan wajah yang berlumuran darah bersama ayah ibunya di sisinya.



KepSek : "Nyonya anda sudah datang!"



Aku : "Iya maaf pak, tadi ICU lumayan sibuk. Aku harus bereskan 1 pasien yang hampir meninggal selama 1 jam."



KepSek merasa bersalah karena telah menganggu pekerjaanku, tetapi dia mulai mencoba menjelaskan kronologi kejadian putriku. Ternyata murid laki – laki ini menarik pakaian dalam putriku dan melepaskan ikatan branya. Putriku tidak senang dan langsung melancarkan 2 tinju ke muka murid itu. Dari kisah KepSek, aku berasa putriku yang bersalah!


Aku : "Oh, jadi kalian mau aku berpikir apakah anak ini melakukan pelecehan seksual atau tidak? Atau aku harus melaporkan kejadian ini ke pemerintah kalau sekolah ini mengizinkan tindakan pelecehan ini!?"



Ketika aku mengeluarkan kosakata "Pelecehan Seksual", semua guru langsung tegang dan tak tahu harus berkata apa.







Guru Pria : "Aku rasa kejadian ini tak sebegitu parahnya"



Wali-Kelas : "Kita tenang dulu…"


KepSek : "Nyonya, sepertinya anda salah paham…"



Saat itu, ibu dari murid laki – laki itu menangis. Aku minta putriku menjelaskan apa yang terjadi.



Putriku : "Aku duduk di depan dia. Dia terus tarik – tarik bra aku. Aku sudah marah dan suruh dia berhenti tapi dia gak mau denger! Aku panggil guru (wali-kelas) tapi guru itu malah suruh aku jangan peduliin dia! Terus ikatan bra aku dia lepas, emosi aku memuncak aku pukul dia baru dia mau berhenti."



Aku dengar penjelasan putri aku, aku marah dan balik badanku ke arah wali-kelas,"Kamu ijinkan hal ini terjadi? Kenapa kamu tidak menghentikan si murid cowok itu? Atau gak kau ke sini, aku pegang alat kelaminmu!"



Wali-kelas kaget berkata,"Apaan? Aku sama sekali tidak tahu!"



Aku : "Gak masuk akal bukan? Atau gak hei bocah, kalau kau berani, tarik celana dalam bapak guru itu? Atau kamu mainkan bra mama kamu di depan guru ini, kamu rasa gimana? LUCU!? KAU KIRA LUCU!?"



KepSek : "Nyonya, bukan masalah itu, tapi putrimu sudah memukul orang."



Aku :"Ini bukan masalah dia memukul orang atau tidak, putriku hanya mencoba untuk membela dirinya! Si Bocah ini tingginya kira – kira 180 cm, beratnya kira – kira 70 kg dan putriku hanya 150 cm dan beratnya 40an kg, bagaimana kalian tidak merasa ini pelecehan seksual!? Aku baru tahu sekolah ini mengijinkan tindakan asusial seperti ini!? Kenapa tidak kalian hentikan?!"



Ibu dari murid laki – laki itu menangis dan ayahnya kelihatan marah sekali tapi malu. Guru – guru di sana pun tidak berani melihat mataku, aku langsung pelototin KepSek :



Aku : "Aku bawa dia pulang, si bocah ingusan itu sudah dapat ganjarannya. AKu berharap masalah ini tidak akan terjadi lagi, tidak untuk putriku dan murid wanita yang lain! Ini adalah tindakan pelecehan seksual, kalau ini sempat terulang lagi, aku akan laporkan sekolah ini ke kepolisian dan menteri pendidikan. INGAT ITU!"



Aku bawa putriku pulang dan aku sangat marah kepada guru dan KepSek itu. Putriku menangis dalam pelukan aku dan berterimakasih karena telah mau percaya kepadanya.



Ibu ibu, bapak bapak, dan kamu yang akan menjadi orangtua suatu hari nanti, jika anakmu mengalami kesulitan di sekolah, percayalah kepada anakmu. Dengarkan dulu anakmu, kenapa dia sampai melakukannya?


Apa yang terjadi kalau sampai waktu itu aku langsung memarahi putriku? Bukankah dia akan jadi merasa dia gak salah tapi disalahkan? 


Fungsi kita sebagai orangtua adalah menaungi anak – anak kita, mengarahkannya ke arah yang benar, dan membantunya.



Sebuah buku kuno ada berkata,"Cepat mendengarkan dan lambatlah berkata – kata". Yang dimaksudkan di sini adalah, ketika kita menghadapi satu masalah, janganlah terlebih dahulu mengeluarkan kata – kata yang tak terlalu penting sebelum mendengarkan keseluruhan kasus hingga selesai. 


Kamu setuju dengan tanggapan ibu ini? Ayuk bagikan artikel ini ya!



sumber : bomb












Sumber : http://www.cerpen.co.id/post_141223.html






JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT, 
SILAHKAN BAGIKANKE TEMAN ANDA



No comments:

Post a Comment

Back To Top