Contact Us

Name

Email *

Message *

Satulagi Saham PT Dirgantara Indonesia Di Jual Ke CHINA? Benar Atau Tidak ?

Satulagi Saham PT Dirgantara Indonesia Di Jual Ke CHINA? Benar Atau Tidak ?

JPP, JAKARTA - Berita penjualan satu lagi BUMN strategis yaitu PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dari Pemerintah Indonesia ke pihak China dapat dipastikan adalah HOAX alias berita bohong.

Sebab PT DI termasuk industri strategis yg diatur oleh UU No 16 Tahun 2012 dimana kepemilikannya sepenuhnya dikuasi oleh negara dan dilarang dijual kepada pihak asing manapun.
Kepala Biro Humas PT DI menegaskan bahwa 100% saham PT DI masih milik Pemerintah RI."Saat ini PT DI sedang menjalin kerja sama dengan Airbus sebagai pihak luar negeri bukan perusahaan dengan perusahaan China," tegasnya lagi. 
Sebelumnya berita yang beredar sebagai HOAX memberitakan bahwa dengan ditanda-tanganinya pelunasan pembayaran dari pemerintah China kpd pemerintah Indonesia pada awal April 2017 oleh Presiden Joko Widodo (disetujui dan ditanda tangani oleh Ketua KPK, Ketua DPR RI dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden) maka secara resmi Kepemilikan PT DI atau yang dahulu bernama IPTN telah berpindah tangan menjadi milik pemerintah Republik Rakyat China.Maka selanjutnya, seluruh pesawat dan komponen hasil produksi, akan berlabel 'Made in China'.

Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.
BUMN kedirgantaraan ini tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya. 
Dengan penegasan dari PT DI maka semua berita di atas adalah HOAX! (ES/rin)



JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT, 
SILAHKAN BAGIKANKE TEMAN ANDA



No comments:

Post a Comment

Back To Top